TUGAS
BUDIDAYA TANAMAN OBAT
TANAMAN KECUBUNG
DISUSUN OLEH :
ISMAIL ARIFAL
NURHUDA
(422012001)
ERIK ARIANZA
(422012003)
EKKI HARRI WIDODO
(422012026)
DOSEN
PENGASUH : Berliana palmasari. Ssi. Msi.
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG JURUSAN AGROTEKNOLOGI (A)
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kecubung
(Datura metel) termasuk jenis tumbuhan perdu yang mempunyai batang kayu,
keras dan tebal. Bunga kecubung membentuk corong yang besar dan bisa ditemukan
dalam ukuran dan warna yang berbeda-beda. Buahnya berwarna coklat dan mempunyai
duri-duri halus di luarnya. Tanaman kecubung berkembang biak dengan biji dan
bisa juga dengan cara
distek.
Tanaman ini termasuk keluarga Solanaceae, sekerabat
dengan terung dan kentang. Kecubung biasanya berbunga putih dan ungu, namun hibridanya
berbunga aneka warna. Diperkirakan tanaman ini pertama kali dipakai sebagai
obat-obat pada abad kesepuluh. Kecubung ada yang berasal dari Asia Tenggara,
namun ada juga yang berasal dari Benua Amerika.
Tanaman
kecubung mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya: hiosin, ca-oksalat,
zat lemak, atropin (hyosiamin) dan skopolamin. Zat alkaloid yang diketahui merupakan
bahan yang dapat digunakan untuk membius (Kartasapoetra, 1988). Tanaman
kecubung dari akar, tangkai, daun, buah, bunga dan biji mengandung senyawa
alkaloid yang sudah dikenal sebagai obat bius (Dharma, 1985).
Kecubung (Daura metel)
kerap dikenal sebagai salah satu tanaman berefek negatif. Selain efeknya yang
bersifat membius, yang sering dimanfaatkan para penjahat, penggunaannya yang
berlebihan memang diketahui dapat menyebabkan mabuk dan keracunan. Meski
begitu, Kecubung bukan tidak memiliki manfaat sama sekali.
Kecubung mudah ditemukan di
daerah yang sejuk, dengan ketinggian tanah maksimal 800 meter di atas permukaan
laut. Tanaman yang tergolong sebagai tanaman perdu ini, memiliki bunga dengan
mahkota yang mirip dengan terompet, dengan warna bunga yang putih atau
lembayung. Kecubung berwarna putih seringkali dianggap sebagai jenis yang
paling beracun di antara jenis Kecubung lainnya.
Tinggi tanaman Kecubung tidak
lebih dari 2 meter dan memiliki pokok batang yang tebal dengan banyak cabang
mengembang ke sisi kanan dan kiri.
Daun tanaman Kecubung berbentuk
bulat telur dengan bagian tepi yang berlekuk tajam. Sedangkan, buah Kecubung yang
bulat, memiliki bagian luar yang tampak berduri-duri dengan biji-biji kecil
yang berwarna kuning kecoklatan
B. Tujuan
Ada
pun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui klafikasi tanaman kecubung
2. Untuk
mengetahui manfaat dan kahsiat dari tanaman kecubung
3. Untuk
mengetahui cara budidaya tanaman kecubung
4. Untuk
mengetahui zat kimia yang terkandung dalam tanaman kecubung
BAB
II
PEMBAHASAN
A. KLAFIKASI
Klafikasi
dari tanaman kecubung adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Datura
Spesies : Datura metel
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Datura
Spesies : Datura metel
B.
Gambar
tanaman kecubung
C.
Manfaat dan khasiat tanaman kecubung
Di daerah pedesaan khususnya di Jawa
Tengah, kecubung sebagai tanaman liar yang tumbuh di kebun-kebun yang kadang
dipakai sebagai pagar pekarangaN. Buahnya yang bulat dan berbintil-bintil
menjadi alat permainan anak-anak yang sangat menyenangkan.
Tanaman ini termasuk keluarga Solanaceae, sekerabat
dengan terung dan kentang. Kecubung biasanya berbunga putih dan ungu, namun
hibridanya berbunga aneka warna. Diperkirakan tanaman ini pertama kali dipakai
sebagai obat-obat pada abad kesepuluh. Kecubung ada yang berasal dari Asia
Tenggara, namun ada juga yang berasal dari Benua Amerika.
Sebenarnya jenis tanaman kecubung yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat sangat banyak, di antaranya Datura Stramonium, Datura
tatura, dan Brugmansia suaviolens, namun daya khasiat masing-masing jenis
kecubung, berbeda-beda. Penyalahgunaan kecubung memang sering terjadi, sehingga
bukan obat yang didapat malah racun (menyebabkan pusing/teler) yang sangat
berbahaya.
Hampir seluruh bagian tanaman kecubung dapat
dimanfaatkan sebagai obat. Hal ini disebabkan seluruh bagiannya mengandung
alkaoida atau disebut hiosamin (atropin) dan scopolamin, seperti pada tanaman
Atropa belladona.
Alkahoid ini bersifat racun sehingga pemakaiannya
terbatas pada bagian luar. Biji kecubung mengandung hiosin dan lemak, sedangkan
daunnya mengandung kalsium oksalat. Berkhasiat mengobati rematik, sembelit,
asma, sakit pinggang, bengkak, encok, eksim, dan radang anak telinga.
Ketiga alkaloida ini bersifat antikolinergik. Sampai
saat ini digunakan oleh industri farmasi sebagai sumber utama hyosciamin yang
berkhasiat memberi efek menenangkan kejang-kejang, khususnya perut.
Daunnya mengandung hyasciamin dan scopolamin yang
berkhasiat mengobati asma, encok (linu tulang) dan penyakit kulit.
Kecubung dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai keluhan
penyakit, antara lain :
1. Rematik.
Caranya, ambil daun dan bunga kecubung secukupnya,
bawang merah secukupnya, dan jahe secukupnya. Tumbuk bahan-bahan tersebut
sampai halus, tempelkan pada bagian yang sakit.
2. Sembelit.
Caranya, ambil dua lembar daun kecubung lalu olesi
dengan minyak kelapa dan kemudian dipanggang di atas api hingga daunnya layu.
Daun yang telah dipanggang tempelkan di bagian bawah perut. Lakukan 2-3 kali
sehari.
3. Asma.
Caranya, ambil beberapa lembar daun kecubung lalu
iris-iris halus. Hasil irisan dijemur hingga kering. Daun dibuat lintingan
seperti rokok, lalu diisap seperti mengisap rokok.
4. Sakit pinggang.
Caranya, ambil 5-10 lembar daun kecubung yang berbatang
ungu dan kapur sirih secukupnya lalu tumbuk hingga halus. Tempelkan hasil
tumbukan tersebut pada pinggang yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.
5. Bengkak.
Caranya, ambil satu lembar daun kecubung dan basahi
dengan minyak kelapa kemudian dipanggang dan diremas-remas. Tempelkan pada
bagian yang bengkak 2-3 kali sehari.
6. Encok.
Caranya, ambil delapan lembar daun kecubung hitam,
cuci bersih dan giling hingga halus kemudian diremas-remas bersama air kapur.
Gosokkan ramuan tersebut pada bagian yang sakit dua kali sehari.
7. Eksim.
Caranya, ambil kira-kira 25 gram daun kecubung, lalu
tumbuk hingga halus, dan beri minyak kelapa secukupnya, lalu panaskan di atas
api. Tempelkan ramuan tersebut pada eksim dan biarkan sampai beberapa saat.
8. Bisul.
Caranya, ambil 5 lembar daun kecubung, lalu tumbuk
hingga halus. Tempelkan ramuan tersebut pada bisul agar segera matang.
9. Radang anak telinga.
Caranya, ambil 10 lembar daun kecubung, lalu cuci dan
tumbuk hingga halus. Campur ramuan/gilingan daun tersebut dengan dua sendok
makan minyak kelapa yang telah dihangatkan terlebih dahulu. Lalu, peras dan
saring. Minyak perasan diteteskan pada anak telinga yang sakit, lakukan dua
kali sehari sebanyak lima tetes.
10. Ketombe.
Siapkan 7 lembar daun kecubung kering dan 5 Sendok
makan minyak kelapa. Masukan daun
kecubung dan minyak kelapa kedalam botol, lalu tutup. Jemurlah dibawah terik
matahari selama seminggu. Selanjutnya, oleskan minyak tersebut pada kulit
kepala 2 kali sehari, pagi dan sore. Ulangi selama beberapa hari sampai ketombe
hilang.
D.
Budidaya tanaman kecubung
Tanaman Kecubung di Indonesia, umumnya
tumbuh liar di daerah yang lembab sebagai penutup jurang atau digunakan sebagai
pagar hidup maupun perdu hias. Tumbuhan ini dapat ditemukan pada ketinggian 700-2100
m dpl. Perdu kuat atau pohon kecil, tegak, berkayu, bercabang-cabang, tinggi
2-4 m. Ujung ranting berambut pendek yang sangat rapat. Helaian daun besar,
bertangkai, bulat telur atau bulat telur memanjang, pangkal tumpul atau
runcing, umumnya tidak sama sisi, ujung runcing, tepi berlekuk, pertulangan
menyirip, permukaan daun berbulu jarang, permukaan bawah berambut halus,
panjang 9-35 cm, lebar 4-17 cm
Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung,
bertangkai. Kelopak bunga hijau, bentuk tabung. Mahkota berbentuk terompet,
tabung bersudut lima dan taju meruncing pendek, berwarna putih atau jingga,
berbau enak pada malam hari. Buah buni memanjang, tidak berduri tempel,
berambut halus, panjang 9-11 cm, tidak membuka. Biji berkulit tebal menyerupai
gabus, berwarna abu-abu. Kecubung gunung dapat diperbanyak dengan cara setek
dan biji.
Keragaman
jenis tanaman obat mulai dari jenis
tanaman dataran rendah sampai tanaman dataran
tinggi menuntut penyesuaian lingkungan untuk
kegiatan budidaya tanaman tersebut. Setiap jenis
tanaman obat membutuhkan kondisi lingkungan
tertentu agar dapat tumbuh dan berkembang dengan
optimal.
Lingkungan pertumbuhan yang dimaksud meliputi iklim
dan tanah. Beberapa unsur iklim
seperti suhu, curah hujan dan
penyinaran matahari secara langsung berpengaruh bagi
pertumbuhan tanaman.
Setiap tanaman obat
membutuhkan suhu udara yang sesuai agar
proses metabolisme dapat berjalan baik, sedangkan
suhu tanah akan mempengaruhi proses perkecambahan
benih. Suhu tanah yang terlalu rendah
dapat menghambat proses perkecambahan, sedangkan suhu tanah
yang terlalu tinggi dapat mematikan embrio yang terdapat pada biji
.
Tanaman obat-obatan membutuhkan
curah hujan yang cukup dengan distribusi
yang merata. Ketersedi aan air merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman
obat. Apabila jumlah curah hujan tidak dapat
memenuhi kebutuhan air bagi tanaman obat
maka harus dilakukan penyiraman atau pengairan melalui
irigasi.
Pengolan lahan
Tanah merupakan medium alam untuk pertumbuhan tanaman.
Tanah menyediakan unsur-unsur hara yang merupakan
makanan bagi tanaman. Pengolahan lahan dilakukan dengan cara
mengemburkan tanah sebelum penanaman.
Penanaman
Bibit yang akan di tanam di
areal budidaya tanaman obat adalah bibit
yang sudah di seleksi yaitu bibit yang
sehat dan pertumbuhannya baik. Bibit yang
disemaikan dengan menggunakan polibag di pindahkan
ke lubang tanam dengan cara menyobek satu
sisi polibeg, kemudian bibit dimasukkan ke
lubang tanam yang telah disiapkan. Harus di
usahakan agar media tanam yang melekat pada
bibit tidak terpisah. Sel anjutnya tanah
galian lubang tanam dimasukkan kembali dan
dipadatkan agar bibi t dapat tumbuh dengan
kokoh. Bibi t yang baru di tanam disiram
dengan air secukupnya. Sebaiknya pemindahan
bibi t ke lapangan dilakukan pada pagi atau sore
hari .
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi
kegiatan pemupukan, penyiraman, penyiangan dan
pembumbunan, serta pengendalian hama dan penyakit.
Pemupukan
Pupuk yang diberi kan pada tanaman obat dapat
berupa pupuk organik maupun anorganik.
Sebaiknya pupuk yang digunakan
dalam budidaya tanaman obat adalah pupuk
organik,
penggunaan pupuk anorganik dikhawairkan
dapat menimbulkan pengaruh yang kurang baik
bagi kandungan/senyawa-senyawa berkhasiat obat yang
ada pada tanaman. Pupuk organik yang dapat
di gunakan adalah berbagai jenis pupuk
kandang dan kompos, yang harus diperhatikan
pupuk organik yang digunakan harus benar-benar
matang dan tidak mengandung bahan pencemar.
Penyiraman
Pada awal penanaman dan musim
kemarau penyiraman harus dilakukan dengan
teratur.
Kelembaban tanah harus selalu
dijaga, sebaiknya penyiraman dilakukan dua
kali sehari yaitu pagi dan sore hari .
Pada musim hujan frekuensi penyiraman dapat
di kurangi tergantung kondisi kelembaban tanah.
Apabila tanaman obat dibudidayakan
pada lahan yang tidak terlalu luas,
pekarangan
rumah atau di dalam pot
maka penyiraman dapat menggunakan gembor.
Tetapi apabila tanaman obat dibudidayakan dalam
skala luas sebaiknya menggunakan sprinkle
untuk membantu penyiramannya. Sarana irigasi dan sistem
pengairan lain juga dapat dimanfaatkan untuk mengairi lahan.
Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan gulma harus
dilakukan secara intensif untuk menghindarkan kompetisi antara gulma
dengan tanaman obat yang dibudidayakan, yaitu
persaingan dalam penyerapan unsur hara dan
air, penerimaan cahaya matahari dan gulma
juga dapat menjadi tanaman inang bagi
hama yang dapat menyerang tanaman obat yang
dibudidayakan. Penurunan produksi akibat gulma cukup
besar bisa lebih dari 50%.
Pengendalian gulma dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain secara :
Secara manual
yaitu dengan menggunakan cangkul,
arit atau koret
secara kultur teknis
yaitu dengan mengatur jarak tanam
dan penggunaan mulsa, secara kimia yaitu
dengan penggunaan herbisida. Pada budidaya
tanaman obat hendaknya penggunaan herbisida
merupakan alternatif terakhir karena di khawatirkan
resiko herbisida terserap oleh tanaman
sehingga berpengaruh terhadap senyawa-senyawa
berkhasiat obat yang terdapat pada tanaman.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalianm hama dan penyakit
dapat dilakukan secara mekanis, kultur
teknis, dan kimia.
Pengendalian secara mekanis adalah
dengan cara menangkap hama yang menyerang
tanaman atau membuang bagian tanaman yang terserang
hama atau penyakit.
Pengendalian secara kultur teknis antara
dengan pengaturan kelembaban udara, pengaturan
pelindung dan intensitas sinar matahari .
Pengendalian secara kimia dengan
menggunakan insekti sida dan fungsida. Sebaiknya
penggunaan insektisida dan fungisida pada
budidaya tanaman obat dihindari , di khawat irkan
resiko bahan kimia tersebut dapat
mempengaruhi senyawa-senyawa berkhasiat obat pada
tanaman. Apabila dibutuhkan dapat di gunakan
insektisida dan fungisida nabati .
BAB
III
Kesimpulan
Dari hasil makalah ini
dapat disimpulkan bahwa :
1. Tanaman kecubung bermanfaat
untuk mengobati beberapa penyakit diantaranya adalah penyakit : -Rematik -Sakit pingang
-ketombe
-Asma
-Bengkak -Encok
-Bisul. - Radang anak telinga
2. Didalam Kecubung (Datura Metel) mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya
-
hiosin -alkaloid
-atropin (hyosiamin) -skopolamin
3.Tanaman
kecubung dari akar, tangkai, daun, buah, bunga dan biji mengandung senyawa
alkaloid yang sudah dikenal sebagai obat bius (Dharma, 1985).
DAFTAR
PUSAKA
https://www.deherba.com/kecubung-ringankan-sesak-nafas-akibat-asma.html
https://tanamanobattradisionalku.wordpress.com/2012/04/24/daun-kecubung-mengobati-penyakit-asma/
http://gembongtani.blogspot.co.id/2013/03/budidaya-tanaman-obat-obatan-secara-umum.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar