Minggu, 25 Oktober 2015

makalah kelompok 8 agroteknologi fp ump 2012 semster 7



TUGAS BUDIDAYA TANAMAN OBAT
 TANAMAN KECUBUNG
logo ump.jpg
DISUSUN OLEH :
ISMAIL ARIFAL NURHUDA
(422012001)
ERIK ARIANZA
(422012003)
EKKI HARRI WIDODO
(422012026)

DOSEN PENGASUH : Berliana palmasari. Ssi. Msi.

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG JURUSAN AGROTEKNOLOGI (A)
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kecubung (Datura metel) termasuk jenis tumbuhan perdu yang mempunyai batang kayu, keras dan tebal. Bunga kecubung membentuk corong yang besar dan bisa ditemukan dalam ukuran dan warna yang berbeda-beda. Buahnya berwarna coklat dan mempunyai duri-duri halus di luarnya. Tanaman kecubung berkembang biak dengan biji dan bisa juga dengan cara
distek.
Tanaman ini termasuk keluarga Solanaceae, sekerabat dengan terung dan kentang. Kecubung biasanya berbunga putih dan ungu, namun hibridanya berbunga aneka warna. Diperkirakan tanaman ini pertama kali dipakai sebagai obat-obat pada abad kesepuluh. Kecubung ada yang berasal dari Asia Tenggara, namun ada juga yang berasal dari Benua Amerika.
Tanaman kecubung mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya: hiosin, ca-oksalat, zat lemak, atropin (hyosiamin) dan skopolamin. Zat alkaloid yang diketahui merupakan bahan yang dapat digunakan untuk membius (Kartasapoetra, 1988). Tanaman kecubung dari akar, tangkai, daun, buah, bunga dan biji mengandung senyawa alkaloid yang sudah dikenal sebagai obat bius (Dharma, 1985).

Kecubung (Daura metel) kerap dikenal sebagai salah satu tanaman berefek negatif. Selain efeknya yang bersifat membius, yang sering dimanfaatkan para penjahat, penggunaannya yang berlebihan memang diketahui dapat menyebabkan mabuk dan keracunan. Meski begitu, Kecubung bukan tidak memiliki manfaat sama sekali.
Kecubung mudah ditemukan di daerah yang sejuk, dengan ketinggian tanah maksimal 800 meter di atas permukaan laut. Tanaman yang tergolong sebagai tanaman perdu ini, memiliki bunga dengan mahkota yang mirip dengan terompet, dengan warna bunga yang putih atau lembayung. Kecubung berwarna putih seringkali dianggap sebagai jenis yang paling beracun di antara jenis Kecubung lainnya.
Tinggi tanaman Kecubung tidak lebih dari 2 meter dan memiliki pokok batang yang tebal dengan banyak cabang mengembang ke sisi kanan dan kiri.
Daun tanaman Kecubung berbentuk bulat telur dengan bagian tepi yang berlekuk tajam. Sedangkan, buah Kecubung yang bulat, memiliki bagian luar yang tampak berduri-duri dengan biji-biji kecil yang berwarna kuning kecoklatan



















B.     Tujuan
Ada pun tujuan dari makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui klafikasi tanaman kecubung
2.      Untuk mengetahui manfaat dan kahsiat dari tanaman kecubung
3.      Untuk mengetahui cara budidaya tanaman kecubung
4.      Untuk mengetahui zat kimia yang terkandung dalam tanaman kecubung


























BAB II
PEMBAHASAN
A.    KLAFIKASI
Klafikasi dari tanaman kecubung adalah sebagai berikut :

Kingdom         : Plantae
Filum                : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                 : Solanales
Familia             : Solanaceae
Genus               : Datura
Spesies             : Datura metel

B.     Gambar tanaman kecubung
 

     
C.     Manfaat dan khasiat tanaman kecubung
Di daerah pedesaan khususnya di Jawa Tengah, kecubung sebagai tanaman liar yang tumbuh di kebun-kebun yang kadang dipakai sebagai pagar pekarangaN. Buahnya yang bulat dan berbintil-bintil menjadi alat permainan anak-anak yang sangat menyenangkan.
Tanaman ini termasuk keluarga Solanaceae, sekerabat dengan terung dan kentang. Kecubung biasanya berbunga putih dan ungu, namun hibridanya berbunga aneka warna. Diperkirakan tanaman ini pertama kali dipakai sebagai obat-obat pada abad kesepuluh. Kecubung ada yang berasal dari Asia Tenggara, namun ada juga yang berasal dari Benua Amerika.
Sebenarnya jenis tanaman kecubung yang dapat dimanfaatkan sebagai obat sangat banyak, di antaranya Datura Stramonium, Datura tatura, dan Brugmansia suaviolens, namun daya khasiat masing-masing jenis kecubung, berbeda-beda. Penyalahgunaan kecubung memang sering terjadi, sehingga bukan obat yang didapat malah racun (menyebabkan pusing/teler) yang sangat berbahaya.

Hampir seluruh bagian tanaman kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat. Hal ini disebabkan seluruh bagiannya mengandung alkaoida atau disebut hiosamin (atropin) dan scopolamin, seperti pada tanaman Atropa belladona.

Alkahoid ini bersifat racun sehingga pemakaiannya terbatas pada bagian luar. Biji kecubung mengandung hiosin dan lemak, sedangkan daunnya mengandung kalsium oksalat. Berkhasiat mengobati rematik, sembelit, asma, sakit pinggang, bengkak, encok, eksim, dan radang anak telinga.
Ketiga alkaloida ini bersifat antikolinergik. Sampai saat ini digunakan oleh industri farmasi sebagai sumber utama hyosciamin yang berkhasiat memberi efek menenangkan kejang-kejang, khususnya perut.

Daunnya mengandung hyasciamin dan scopolamin yang berkhasiat mengobati asma, encok (linu tulang) dan penyakit kulit. 

Kecubung dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit, antara lain :
1. Rematik.
Caranya, ambil daun dan bunga kecubung secukupnya, bawang merah secukupnya, dan jahe secukupnya. Tumbuk bahan-bahan tersebut sampai halus, tempelkan pada bagian yang sakit. 
2. Sembelit.
Caranya, ambil dua lembar daun kecubung lalu olesi dengan minyak kelapa dan kemudian dipanggang di atas api hingga daunnya layu. Daun yang telah dipanggang tempelkan di bagian bawah perut. Lakukan 2-3 kali sehari. 
3. Asma.
Caranya, ambil beberapa lembar daun kecubung lalu iris-iris halus. Hasil irisan dijemur hingga kering. Daun dibuat lintingan seperti rokok, lalu diisap seperti mengisap rokok. 
4. Sakit pinggang.
Caranya, ambil 5-10 lembar daun kecubung yang berbatang ungu dan kapur sirih secukupnya lalu tumbuk hingga halus. Tempelkan hasil tumbukan tersebut pada pinggang yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari. 
5. Bengkak.
Caranya, ambil satu lembar daun kecubung dan basahi dengan minyak kelapa kemudian dipanggang dan diremas-remas. Tempelkan pada bagian yang bengkak 2-3 kali sehari. 
6. Encok.
Caranya, ambil delapan lembar daun kecubung hitam, cuci bersih dan giling hingga halus kemudian diremas-remas bersama air kapur. Gosokkan ramuan tersebut pada bagian yang sakit dua kali sehari. 
7. Eksim.
Caranya, ambil kira-kira 25 gram daun kecubung, lalu tumbuk hingga halus, dan beri minyak kelapa secukupnya, lalu panaskan di atas api. Tempelkan ramuan tersebut pada eksim dan biarkan sampai beberapa saat.
8. Bisul.
Caranya, ambil 5 lembar daun kecubung, lalu tumbuk hingga halus. Tempelkan ramuan tersebut pada bisul agar segera matang.
9. Radang anak telinga.
Caranya, ambil 10 lembar daun kecubung, lalu cuci dan tumbuk hingga halus. Campur ramuan/gilingan daun tersebut dengan dua sendok makan minyak kelapa yang telah dihangatkan terlebih dahulu. Lalu, peras dan saring. Minyak perasan diteteskan pada anak telinga yang sakit, lakukan dua kali sehari sebanyak lima tetes. 
10. Ketombe.
Siapkan 7 lembar daun kecubung kering dan 5 Sendok makan  minyak kelapa. Masukan daun kecubung dan minyak kelapa kedalam botol, lalu tutup. Jemurlah dibawah terik matahari selama seminggu. Selanjutnya, oleskan minyak tersebut pada kulit kepala 2 kali sehari, pagi dan sore. Ulangi selama beberapa hari sampai ketombe hilang.

D.    Budidaya tanaman kecubung
Tanaman Kecubung di Indonesia, umumnya tumbuh liar di daerah yang lembab sebagai penutup jurang atau digunakan sebagai pagar hidup maupun perdu hias. Tumbuhan ini dapat ditemukan pada ketinggian 700-2100 m dpl. Perdu kuat atau pohon kecil, tegak, berkayu, bercabang-cabang, tinggi 2-4 m. Ujung ranting berambut pendek yang sangat rapat. Helaian daun besar, bertangkai, bulat telur atau bulat telur memanjang, pangkal tumpul atau runcing, umumnya tidak sama sisi, ujung runcing, tepi berlekuk, pertulangan menyirip, permukaan daun berbulu jarang, permukaan bawah berambut halus, panjang 9-35 cm, lebar 4-17 cm

Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung, bertangkai. Kelopak bunga hijau, bentuk tabung. Mahkota berbentuk terompet, tabung bersudut lima dan taju meruncing pendek, berwarna putih atau jingga, berbau enak pada malam hari. Buah buni memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus, panjang 9-11 cm, tidak membuka. Biji berkulit tebal menyerupai gabus, berwarna abu-abu. Kecubung gunung dapat diperbanyak dengan cara setek dan biji.

Keragaman  jenis  tanaman  obat  mulai  dari  jenis  tanaman  dataran  rendah  sampai tanaman dataran  tinggi  menuntut  penyesuaian  lingkungan  untuk  kegiatan  budidaya tanaman  tersebut. Setiap  jenis  tanaman  obat  membutuhkan  kondisi  lingkungan  tertentu  agar  dapat  tumbuh  dan berkembang dengan optimal.
Lingkungan pertumbuhan  yang dimaksud meliputi iklim dan tanah. Beberapa unsur  iklim
seperti   suhu,  curah  hujan  dan  penyinaran  matahari   secara  langsung  berpengaruh  bagi
pertumbuhan  tanaman.

 Setiap  tanaman  obat  membutuhkan  suhu  udara  yang  sesuai  agar  proses metabolisme  dapat  berjalan  baik,  sedangkan  suhu  tanah  akan  mempengaruhi  proses perkecambahan  benih.  Suhu  tanah  yang  terlalu  rendah  dapat  menghambat  proses perkecambahan, sedangkan suhu tanah  yang terlalu tinggi dapat mematikan embrio  yang terdapat pada biji . 


Tanaman  obat-obatan  membutuhkan  curah  hujan  yang  cukup  dengan  distribusi  yang merata.  Ketersedi aan  air  merupakan  salah  satu  faktor  penentu  keberhasilan  budidaya tanaman obat. Apabila  jumlah  curah  hujan  tidak  dapat  memenuhi   kebutuhan  air  bagi   tanaman obat  maka harus dilakukan penyiraman atau pengairan melalui   irigasi. 

Pengolan lahan

Tanah merupakan medium alam untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menyediakan unsur-unsur  hara  yang  merupakan  makanan  bagi  tanaman. Pengolahan lahan dilakukan dengan cara mengemburkan tanah sebelum penanaman. 

Penanaman 

Bibit  yang  akan  di tanam  di  areal  budidaya  tanaman  obat  adalah  bibit  yang  sudah di seleksi  yaitu  bibit  yang  sehat  dan  pertumbuhannya  baik.  Bibit  yang  disemaikan dengan  menggunakan  polibag  di pindahkan  ke  lubang  tanam  dengan  cara  menyobek satu  sisi  polibeg, kemudian  bibit  dimasukkan  ke  lubang  tanam  yang telah  disiapkan.  Harus  di usahakan  agar  media tanam  yang  melekat  pada  bibit  tidak  terpisah.  Sel anjutnya  tanah  galian  lubang  tanam dimasukkan  kembali  dan  dipadatkan  agar  bibi t  dapat  tumbuh  dengan  kokoh.  Bibi t  yang    baru di tanam  disiram  dengan  air  secukupnya.  Sebaiknya  pemindahan  bibi t  ke  lapangan  dilakukan pada pagi  atau sore hari . 

Pemeliharaan 
Pemeliharaan  tanaman  meliputi  kegiatan  pemupukan,  penyiraman,  penyiangan  dan pembumbunan, serta pengendalian  hama dan penyakit. 

Pemupukan 
Pupuk  yang diberi kan pada tanaman obat dapat berupa pupuk organik maupun anorganik.
Sebaiknya  pupuk  yang  digunakan  dalam  budidaya  tanaman  obat  adalah  pupuk  organik,
penggunaan  pupuk  anorganik  dikhawairkan  dapat  menimbulkan  pengaruh  yang  kurang  baik bagi  kandungan/senyawa-senyawa  berkhasiat  obat  yang  ada  pada  tanaman.  Pupuk organik  yang dapat  di gunakan  adalah  berbagai  jenis  pupuk  kandang  dan  kompos,  yang  harus  diperhatikan pupuk  organik  yang  digunakan  harus  benar-benar  matang  dan  tidak  mengandung  bahan pencemar.  

Penyiraman  
Pada  awal  penanaman  dan  musim  kemarau  penyiraman  harus  dilakukan  dengan  teratur.
Kelembaban  tanah  harus  selalu  dijaga,  sebaiknya  penyiraman  dilakukan  dua  kali  sehari  yaitu pagi   dan  sore  hari .  Pada  musim  hujan  frekuensi  penyiraman  dapat  di kurangi  tergantung  kondisi kelembaban tanah.  

Apabila  tanaman  obat  dibudidayakan  pada  lahan  yang  tidak  terlalu  luas,  pekarangan
rumah  atau  di   dalam  pot  maka  penyiraman  dapat  menggunakan  gembor.  Tetapi   apabila  tanaman obat  dibudidayakan  dalam  skala  luas  sebaiknya  menggunakan  sprinkle  untuk  membantu penyiramannya. Sarana  irigasi  dan sistem pengairan  lain  juga dapat dimanfaatkan untuk mengairi lahan.

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan gulma  harus dilakukan secara  intensif  untuk menghindarkan kompetisi antara gulma  dengan  tanaman  obat  yang  dibudidayakan,  yaitu  persaingan  dalam  penyerapan  unsur  hara dan  air,  penerimaan  cahaya  matahari dan  gulma  juga  dapat  menjadi  tanaman  inang  bagi  hama yang  dapat  menyerang  tanaman  obat  yang  dibudidayakan.  Penurunan  produksi   akibat  gulma cukup besar bisa  lebih dari  50%. 

Pengendalian  gulma  dapat  dilakukan  dengan  berbagai  cara  antara  lain  secara  :
Secara manual
yaitu  dengan  menggunakan  cangkul,  arit  atau  koret  
secara  kultur  teknis  
yaitu dengan  mengatur jarak  tanam  dan  penggunaan  mulsa,  secara  kimia  yaitu  dengan  penggunaan  herbisida.  Pada budidaya  tanaman  obat  hendaknya  penggunaan  herbisida  merupakan  alternatif   terakhir  karena di khawatirkan  resiko  herbisida  terserap  oleh  tanaman  sehingga  berpengaruh  terhadap  senyawa-senyawa  berkhasiat obat yang terdapat pada tanaman. 

Pengendalian Hama dan Penyakit 

Pengendalianm  hama  dan  penyakit  dapat  dilakukan  secara  mekanis,  kultur  teknis,  dan kimia.  
Pengendalian  secara  mekanis  adalah  dengan  cara  menangkap  hama  yang  menyerang tanaman  atau  membuang  bagian  tanaman  yang  terserang  hama  atau  penyakit.
Pengendalian secara  kultur  teknis  antara  dengan  pengaturan  kelembaban  udara,  pengaturan  pelindung  dan intensitas  sinar  matahari .  
Pengendalian  secara  kimia  dengan  menggunakan  insekti sida  dan fungsida.  Sebaiknya  penggunaan  insektisida  dan  fungisida  pada  budidaya  tanaman  obat dihindari ,  di khawat irkan  resiko  bahan  kimia  tersebut  dapat  mempengaruhi   senyawa-senyawa berkhasiat  obat  pada  tanaman.  Apabila  dibutuhkan  dapat  di gunakan  insektisida  dan  fungisida nabati .  












BAB III
Kesimpulan

Dari hasil makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Tanaman kecubung bermanfaat untuk mengobati beberapa penyakit diantaranya adalah penyakit :                                -Rematik        -Sakit pingang
 -ketombe        -Asma
 -Bengkak         -Encok
 -Bisul.              - Radang anak telinga
 2. Didalam Kecubung (Datura Metel) mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya
                                                - hiosin                                     -alkaloid
                                                             -atropin (hyosiamin)               -skopolamin
3.Tanaman kecubung dari akar, tangkai, daun, buah, bunga dan biji mengandung senyawa alkaloid yang sudah dikenal sebagai obat bius (Dharma, 1985).










DAFTAR PUSAKA

https://www.deherba.com/kecubung-ringankan-sesak-nafas-akibat-asma.html
https://tanamanobattradisionalku.wordpress.com/2012/04/24/daun-kecubung-mengobati-penyakit-asma/
http://gembongtani.blogspot.co.id/2013/03/budidaya-tanaman-obat-obatan-secara-umum.html




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar