MAKALAH
AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN
SHALAT-SHALAT
SUNNAH
KELOMPOK
II
AHMAD REFA’I
AMIRULLAH
HERI ISWANTO
ISMAIL ARIFAL NURHUDA
ZULFAKAR
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2013-2014
DAFTAR
ISI
Kata pengantar........................................................................................................................................i
Daftar
isi..................................................................................................................................................ii
BAB 1
Pendahuluan................................................................................................................................1
A. Latar
belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan
masalah.....................................................................................................................3
BAB II
Pembahasan...........................................................................................................................................4
1.
Dalil-dalil yang
mendasari...........................................................................................................4
2. Jenis-jenis sholat Sunnah
Mu’akad............................................................................................5
3. Waktu dan tempat Afdal Melaksanakan shalat
Shunnah..........................................................8
4. Sholat sunnah Pada umumnya dikerjakan
sendiri kecuali sholat sunah
tertentu....................9
BAB III
Penetup.....................................................................................................................................11
1.
Kesimpulan..............................................................................................................................11
2.
Daftar pusaka..........................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita
sebagai ummat muslim diwajibkan mendirikan sholat, karena sholat itu tiang
agama. Sholat itu merupakan penopang yang akan menentukan berdiri atau tidaknya
agama dalam diri masing – masing ummat muslim.
Sholat itu sendiri terbagi menjadi dua macam, yang pertama sholat wajib yakni
sholat yang diwajibkan bagi setiap muslim untuk mendirikannya. Yang kedua
sholat sunnah yakni sholat yang hukumnya sunnah.sholat sunnah pun dibagi
menjadi dua macam yakni sholat sunnah mu’akat dan ghairu mu’akad. Mu’akad
artinya dianjurkan, jadi sholat sunnah itu ada yang dianjurkan untuk ummat
muslim melaksanakannya, ada juga sholat sunnah yang tidak dianjurkan
melaksanakannya, tapi sebagaimana hukumnya sunnah bila dikerjakan berpahala
ditinggalkan tidak apa-apa. Walau demikian kita sebagai ummat muslim tentu
ingin meningkat amalan ibadah dan ketakwaan kita. Dengan semakin banyak
kita mengerjakan sholat sunnah tanpa melihat itu dianjurkan atau tidaknya akan
menambah amalan kita di hadapan Allah Subhana Wata’ala.
Sholat
sunnah adalah sholat yang dikerjakan pada waktu yang tidak ditentukan,selain
sholat fardu.sholat sunnah disariatkan untuk menyempurnakan sholat fardu.
Karena sholat adalah amal ibadah penentu dari amal ibadah yang lain dihadapan
Allah SWT nanti Rasulullah SAW pernah bersabda:
“AWWALU MAA YUHAASABU `ALAIHIL `ABDU
YAUMAL QIYAAMATI ASH SHALAATU FA IN SHALUHAT SHALUHA SAAIRU `AMALIHI WA IN
FASADA SAA-IRU `AMALIHII”
Artinya :
“Awal mula amalan yang yang dihisap
atas seorang hampa pada hari kiamat nanti adalah sholat, maka apabila sholat
itu baiklah seluruh amalannya, dan apabila Sholat itu jelek, maka jelek pulalah
seluruh amalannya.” (Hadits riwayat Imam Thobronie)
Sebelum membahas macam-macam sholat sunnah, perlu kiranya
kita mengetahui waktu-waktu yang dilarang utnuk mengerjakan sholat. Ada lima
waktu yang dilarang melakukan sholat, yakni :
1.
Sesudah sholat subuh sampai terbitnya matahari.
2.
Pada saat matahari terbit sampai sempurna naiknya atau kira-kira setinggi
tombak.
3.
Ketika matahari berada di pusat (tengah hari) sampai tergelincir atau condong
sedikit ke barat.
4.
Sesudah sholat ashar sampai terbenamnya matahari.
5.
Pada saat matahari hampir terbenam sampai sempurna terbenamnya.
Meskipun demikian, pada waktu yang dilarang untuk
mengerjakan sholat, seseorang diperbolehkan sholat apabila mempunyai sebab
tertentu. Misalnya, sholat gerhana matahari, sholat sunnah di hari jummat
sebelum khatib naik mimbar, atau sedang berada di masjid haram.2
Keutamaan sholat sunnah secara
singkat adalah untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi
pada sholat fardu, disamping itu juga untuk menambah tabungan amal nanti di
akhirat serta menambah kebaikan bagi diri si pelakunya. Karena dengan
senantiasa mengerjakan ibadah-ibadah yang sunnah maka dengan sendirinya ibadah yang fardu pun akan terlaksana dengan
baik.
Dalam riwayat Imam Muslim yang
bersumber dari sahabat Rabi’ah bin Ka’ab Al Aslamiy ra. Juga diterangkan bahwa
Rasulullah SAW telah bersaabda yang artinya :
“Saya
pernah bermalam bersama Rasulullah SAW. Saya mendatangi beliau sambiil berkata
kepadaku,”Mohonlah Saya berkata, “Saya memohon kepada engkau untuk dapat
menyertai engkau (ya Rasulullah) di surga”. Beliau bersabda, “Ada lagi yang
lain?” Saya menjawab, “Cukup itu saja”. Sabdanya, “Tolonglah aku agar
permohonanmu terkabul dengan jalan kamu melakukan banyak sujud”
Sholat sunnah merupakan sholat dan amalan tambahan di luar
kewajiban sholat lima waktu. Pengertian sholat sunnah yaitu melakukan satu
kebaikan dalam bentuk sholat yang bukan merupakan keharusan tetapi bernilai
ibadah, yang dilakukan dengan ihklas dan kerelaan hati. Sholat sunnah ada yang
di kerjakan sendirian dan ada pula yang di kerjakan berjamaah.
Jenis-jenis sholat sunnah yang bias di kerjakan sendirian :
sholat rawatif, sholat dhuha, sholat tahajjud, sholat istiharah, sholat tasbih,
sholat hajat, sholat taubat, sholat wudhu, sholata tahiyyatul masjid, sholat
muthlak, dan sholat safar. Sedangkan sholat sunnah yang dilakukan secara
berjamaa: sholat tarawi, sholat witir, sholat hari raya, sholat istisqa, dan
sholat gerhana. Sholat sunnah bila di kerjan secara rutin dapat membentuk
pribadi muslim yang sempurna dan berkah bila di laksanakan di rumah.
B. Rumusan masalah
Berdsarkan uraian tersebut diatas maka penulis mengangkat beberapa
persoalan sebagai berikut :
1. Apa pengertian sholat sunnah.?
2. Apa saja dalil-dalil yang mendasari
pelaksanaan sholat sunnah.?
3. Apa sajakah jenis-jenis sholat sunnah
mu’akkad.?
4. Kapan sajakah waktu dan tempat yang
afdal untuk pelaksanaan sholat sunnah.?
5. Bagaimanakah pelaksanaan sholat sunnah
pada umumnya.?
BAB II
PEMBAHASAN
Sholat sunnah adalah ibadah sholat yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW di luar sholat yang hukumnya fardhu atau wajib. Sebagaimana
sholat fardhu, sholat sunnah juga dikerjakan guna mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Di samping itu, sholat sunnah ada yang dikerjakan untuk menyempurnakan
sholat fardhu, bertaubat kepada Allah SWT, agar hajatnya dikabulkan.
Sholat sunnah pada umumnya dikerjakan dua rakaat. Apabila
lebih dari dua rakaat, pada umumnya juga dikerjakan dengan dua rakaat salam
lantas dilanjutkan lagi dengan dua rakaat salam. Cara mengerjakan sholat sunnah
tidak berbeda dengan cara mengerjakan sholat fardhu. Sudah tentu, yang
membedakan adalah niatnya, dan untuk beberapa sholat sunnah tertentu ditambah
dengan bacaan tertentu pula.
1. Dalil – dalil yang Mendasari
Dasar pelaksanaan sholat sunnah sangat kuat dan mendasar.
Sholat sunnah didasari oleh hadis dan sunah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam. Jadi sholat sunnah itu bukan sholat yang hanya dibuat – buat tapi
sholat yang berdasrkan pada dalil – dalil naqli.
Dalil tersebut yang kemudian
dijabarkan oleh para ulama dan umara untuk disampaikan pada seluruh ummat
muslim, baik itu jenis maupun tata cara pelaksanaannya yang sesuai dengan hadis
dan sunnah.
Adapun keutamaan Sholat sunnah
secara umum adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, menjadikan si
pelakunya sebagai orang-orang yang dicintai-Nya, meningkatkan derajat dan
martabat serta menjernihkan akal pikiran setiap pelakunya.
Sebagimana yang telah diterangkan oleh Allah
SWT di dalam hadis QudsiNya yang artinya :
“ Hambaku senantiasa mendekatkan diri kepada Ku dengan melakukan hal-hal
yang sunnah, sehingga Aku menyenangi dan mencintainya. Karenanya Akulah yang
menjadi mendengarnya yang dengannya ia mendengar; Akulah yang menjadi
penglihatannya dengan ia melihat, Aku menjadi lidahnya dengannya ia berkata;
dan Aku menjadi akalnya yang dengannya ia berfikir. Apabila ia meminta sesuatu
kepadaKu, niscaya Aku menolongnya. Ibadah yang dilakukannya kepadaKu yang
paling aku senangi adalah menunaikan kewajibannya dengan sebaik-baiknya
untukKu”. (HR. Imam Thabrani)
Diantara rahmat Allah SWT kepada hambanya
adalah bahwa Allah SWT mensyari'atkan bagisetiap kewajiban, sunnah yang
sejenis; agar orang mukmin bertambah imannya denganmelakukan yang sunnah,
dan menyempurnakan yangwajib pada hari kiamat karena kewajiban mungkin ada yang
kurang. Anjuran untuk melaksanakan sholat sunnah,antara lain berdasarkan hadits
dari Rabi’ah bin Malik yang mengatakan bahwa Rasullah memerintahan kepadanya
dengan sabdanya yang artinya :
Bermohonlah,
maka saya menjawab: “Saya mohon kepadamu agar saya dapat menemanimu
di surga”. Kemudian beliau bersabda:“Adakah selain itu?”saya menjawab: “Ya,hanya
itu”.Beliaubersabda lagi Maka bantulah saya, agar berhasil permohonan itu dengan membanyakkan sujud (salat sunat)”.
- Dari Ummu Aabibah. RA isteri nabi SAW beliau berkata:
aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“tidaklah seorang hamba muslim shalat
sunnah bukan fardhu untuk Allah setiap hari dua belas rakaat, kecuali Allah
membangunkan baginya rumah di surga, atau kecuali dibangunkan baginya rumah di
surga.” (HR. Muslim).
- Suatu kali shalat sepuluh rakaat sebagaimana di atas,
akan tetapi shalat dua rakaat sebelum dhuhur.
Dari
Ibnu Umar.RA berkata:
"Aku
shalat bersama Rasulullah SAW sebelum dhuhur dua rakaat, dan setelahnya dua
rakaat, setelah maghrib dua rakaat, setelah shalat isya' dua rakaat, setelah
shalat jum'at dua rakaat, adapun shalat maghrib, isya', dan jum'at, maka aku
shalat bersama nabi r di rumahnya.” (muttafaq alaih).
2. Jenis – jenis
Sholat Sunnah Mu’akad
Sholat sunnah mu’akad merupakan sholat sunnah yang
dianjurkan bagi ummat muslim untuk melaksanakannya. Ada beberapa macam sholat
sunnah mu’akad antara lain :
1. Sholat Sunnah Rawatib
Sholat sunah rawatib adalah sholat yang mengiringi sholat
wajib lima waktu dalam sehari yang bisa dikerjakan pada saat sebelum dan
setelah sholat. Fungsi sholat sunnah rawatib adalah menambah serta
menyempurnakan kekurangan sholat wajib.
Sesungguhnya di balik disyariatkannya sholat sunnah terdapat
hikmah-hikmah yang agung dan rahasia yang sangat banyak, di antaranya untuk
menambah kebajikan dan meninggikan derajat seseorang. Sholat sunah juga
berfungsi sebagai penutup segala kekurangan dalam pelaksanaan sholat fardu.
Sholat sunah juga mempunyai keutamaan yang agung, kedudukannya tidak lebih
tinggi dari sholat wajib (sholat 5 waktu) pada ibadah-ibadah lainnya.
Dari Rabi'ah bin Ka'b al-Aslami, pelayan Rasulullah SAW,
berkata, "Aku pernah menginap bersama Rasulullah SAW, kemudian aku
membawakan air wudu untuk beliau serta kebutuhannya yang lain. Beliau bersabda,
Mintalah kepadaku, maka aku katakan kepada beliau, 'Aku minta agar bisa
bersamamu di Surga', beliau bersabda, 'Ataukah permintaan yang lain?'Aku
katakan, 'Itu saja'.Beliau bersabda, 'Kalau begitu, bantulah aku atas dirimu
dengan banyak bersujud (Sholat)'." (HR Muslim).
Dari Abu Hurairah ra , ia berkata, "Rasulullah SAW
bersabda, 'Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali di hisab
(diperhitungkan) pada hari kiamat nanti adalah sholatnya, apabila sholatnya
baik, maka sungguh dia telah beruntung dan selamat, dan jika sholatnya rusak,
maka dia akan kecewa dan merugi. Apabila sholat fardunya kurang sempurna, maka
allah berfirman, 'apakah hamba-ku ini mempunyai sholat sunnah?maka tutuplah kekurangan
sholat fardu itu dengan sholat sunnahnya.'kemudian, begitu pula dengan
amalan-amalan lainnya yang kurang'." (hr abu daud, tirmizi, dan lainnya,
hadis sahih)
Sholat tahajjud adalah sholat sunnah yang
dikerjakan di malam hari setelah terjaga dari tidur.sholat tahajjud termasuk
sholat sunnah mu’akad (sholat yang dikuatkan oleh syara’).sholat tahajjud
dikerjakan sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas. Sholat
tahajjud dapat dilakukan kapanpun pada malam hari.Namun waktu paling utama
untuk melakukannya adalah pada sepertiga akhir malam.
Sholat tahajjud merupakan kehormatan bagi seorang muslim,
sebab mendatangkan kesehatan, menghapus dosa-dosa yang dilakukan siang hari,
menghindarkannya dari kesepian dialam kubur, mengharumkan bau tubuh,
menjaminkan baginya kebutuhan hidup, dan juga menjadi hiasan surga. Selain itu,
sholat tahajjud juga dipercaya memiliki keistimewaan lain, dimana bagi orang
yang mendirikan sholat tahajjud diberikan manfaat, yaitu keselamatan dan
kesenangan di dunia dan akhirat, antara lain wajahnya akan memancarkan cahaya
keimanan, akan dipelihara oleh Allah dirinya dari segala macam marabahaya,
setiap perkataannya mengandung arti dan dituruti oleh orang lain, akan
mendapatkan perhatian dan kecintaan dari orang-orang yang mengenalinya,
dibangkitkan dari kuburnya dengan wajah yang bercahaya, diberi kitab amalnya
ditangan kanannya, dimudahkan hisabnya, berjalan diatas shirat bagaikan
kilat.
Ketika menerangkan sholat tahajjud, Nabi
Muhammad SAW bersabda :
“Sholat tahajjud adalah sarana
(meraih) keridhaan Tuhan, kecintaan para malaikat, sunah para nabi, cahaya
pengetahuan, pokok keimanan, istirahat untuk tubuh, kebencian para setan,
senjata untuk (melawan) musuh, (sarana) terkabulnya doa, (sarana) diterimanya
amal, keberkatan bagi rezeki, pemberi syafaat di antara yang melaksanakannya
dan di antara malaikat maut, cahaya di kuburan (pelaksananya), ranjang dari
bawah sisi (pelaksananya), menjadi jawaban bagi Munkar dan Nakir, teman dan
penjenguk di kubur (pelaksananya) hingga hari kiamat, ketika di hari kiamat
sholat tahajud itu akan menjadi pelindung diatas (pelaksananya), mahkota di
kepalanya, busana bagi tubuhnya, cahaya yang menyebar didepannya, penghalang di
antaranya dan neraka, hujah (dalil) bagi mukmin dihadapan Allah SWT, pemberat
bagi timbangan, izin untuk melewati shirath al-Mustaqim, kunci surga.” 9
Ayat
Al Qur’an terkait sholat tahajjud:
Al Isra’ ayat 79 yang artinya :“Dan pada sebagian
malam hari bersholat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan
Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji”
Hadits terkait sholat tahajjud:
“Perintah Allah turun ke langit dunia di waktu tinggal
sepertiga akhir dari waktu malam, lalu berseru: Adakah orang-orang yang
memohon (berdo’a), pasti akan Kukabulkan, adakah orang-orang yang meminta,
pasti akan Kuberi dan adakah yang mengharap/memohon ampunan, pasti akan
Kuampuni baginya. Sampai tiba waktu Shubuh.“ (Al Hadits) 10
2. Sholat ied
Sholat Ied adalah ibadah sholat sunnah yang
dilakukan setiap hari raya idul fitri dan idul adha. Sholat ied termasuk dalam
sholat sunnah muakkad, artinya sholat ini walaupun bersifat sunnah namun sangat
penting sehingga sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkannya.
Niat sholat ini, sebagaimana juga sholat-sholat yang lain
cukup diucapkan di dalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena
allahta’ala semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan ridho nya, apabila
ingin dilafalkan jangan terlalu keras sehingga mengganggu muslim lainnya,
memang ada beberapa pendapat tentang niat ini gunakanlah dengan hikmah
bijaksana(tergantung pada pemahaman seorang muslum dalam menjalankan).
Waktu sholat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai
condongnya matahari. Syarat, rukun dan Sunnahnya sama seperti sholat yang
lainnya. Hanya ditambah beberapa Sunnah sebagai berikut :
·
Berjamaah
· Takbir tujuh kali pada rakaat
pertama, dan lima kali pada rakat kedua
· Mengangkat tangan setinggi bahu pada
setiap takbir.
· Setelah takbir yang kedua sampai
takbir yang terakhir membaca tasbih.
· Membaca surat Qaf dirakaat pertama
dan surat Al Qomar di rakaat kedua. Atau surat A’la dirakat pertama dan surat
Al Ghasiyah pada rakaat kedua.
· Imam menyaringkan bacaannya.
· Khutbah setelah sholat sebagaimana
khutbah jum’at
· Pada khutbah idul fitri memaparkan
tentang zakat fitrah dan pada idul adha tentang hukum – hukum qurban.
· Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.
· Makan terlebih dahulu pada sholat
idul fitri pada sholat idul adha sebaliknya.
10 Al-Qur’an dan Terjemahan ( Tahun 1990 ) hal 424
3. Sholat
Tarawih
Sholat tarawih (kadang-kadang disebut teraweh atau taraweh)
adalah sholat
sunnah
yang dilakukan khusus hanya pada bulan Ramadan. Tarawih dalam bahasa arab adalah bentuk jama’ dari
تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat".
Waktu pelaksanaan sholat sunnah ini adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara
berjama'ah di masjid.
Sholat tarawih dikerjakan dengan delapan rakaat. Akan
tetapi, Khalifah Umar Bin Khattab r.a. melakukan secara berjamaah dengan dua
puluh rakaat. Apa yang dilakukan oleh Umar bin Khattab r.a. ini juga disepakati
oleh para sahabat terkemuka pada waktu itu. Sementara cara mengerjakan Sholat
tarawih adalah dengan dua rakaat salam dan terakhir ditutup dengan sholat witir.11
4. Sholat Witir
Sholat Witir adalah sholat sunnah yang jumlah rakaatnya
ganjil dan dikerjakan pada malam hari. Jumlah rakaat sholat witir bisa satu
rakaat, tiga, lima, tujuh, sembilan, dan paling banyak sebelas rakaat.
Disebabkan sholat witir adalah Sholat dengan rakaat ganjil, maka tidak ada
sholat witir yang dikerjakan dua kali dalam semalam malam.
Cara mengerjakan sholat witir bila lebih dari satu rakaat
bisa setiap dua rakaat salam dan yang terakhir dengan satu rakaat salam. Bila
mengerjakan sholat witir tiga rakaat dan tidak memilih cara dengan dua rakaat
salam, maka juga bisa dengan tiga rakaat sekaligus, tetapi tidak memakai duduk
tasyahud awal agar berbeda dengan sholat maghrib. Sementara itu, pada rakaat
terakhir dari sholat witir yang dikerjakan disunnahkan membaca doa qunut,
terutama dilakukan pada sholat witir yang dilakukan setelah 15 ramadhan sampai
dengan akhir bulan.ibid
3. Waktu dan Tempat
Afdal Melaksanakan Sholat Sunnah
Sholat
sunnah mu’akad adalah sholat sunnah yang dianjurkan, mengerjakannya waktunya
dan tempatnya pun ada yang ditentukan:
·
Sholat
rawatib mu’akad dikerjakan sendiri –sendiri dan tempatnya tidak ditentukan,
antara lain :
O dua rakaat sebelum sholat subuh
O dua rakaat sebelum sholat zuhur
O dua rakaat sesudah sholat zuhur
O dua rakaat sesudah sholat magrib
O dua rakaat sesudah sholat isya
· Sholat tarawih, sholat tarawih
dikerjakan pada bulan ramadhan, dikerjakan sesudah sholat isya dikerjakan bisa
berjamaah dan sendiri –sendiri dan tempatnya bisa di mesjid atau dirumah.
· Sholat witir, witir artinya ganjil,
sholat witir dikerjakan dengan rakaat yang ganjil seperti 1 dan 3 rakaat
dikerjakan sesudah sholat isya, biasanya pada bulan Ramadhan pengerjaannya
mengikuti sholat tarawih.
· Sholat hari raya idul fitri, sholat
ini dikerjakan pada setisap tanggal 1 syawal dan dikerjakan secara berjamaah di
mesjid atau di tempat terbuka seperti lapangan.
· Sholat hari raya iduladha dikerjakan pada setiap tanggal 10
zulhijah tata cara pelaksanaannya sama dengan sholat hari raya idul fitri.
· Sholat tahajud, adalah sholat malam
yang dikerjakan sesudah bangun tidur pada malam hari waktunya sesudah sholat
isya sampai menjelang sholat subuh.
4. Sholat Sunnah Pada Umumnya Dikerjakan
Sendiri kecuali Sholat Sunnah Tertentu
Tathawwu` secara bahasa artinya
adalah nafilah yaitu segala kelebihan yang baik.
Allah ta’ala berfirman.
(yaitu) dalam beberapa hari tertentu
maka barangsiapa diantara kamu yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya
(jika mereka tidak berpuasa) membayar tiga, (yaitu) : member makan orang
miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka
itulah yang lebihbaik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui (q.s. Albaqa rah (2):184)
Dengan demikian tathawwu’ adalah
perbuatan yang dilakukan secara suka relah oleh seseorang muslim atas kemauan
sendidri, yang bukan kewajiban bagi dirinya.
Sholat tathawwu’ boleh dilakukan
secara berjamaah sesekali, berdasarkan hadits Abdullah bin Mas’ud, “Aku pernah
Sholat bersama Rasulullah pada suatu malam. Tiba-tiba beliau memperpanjang
Sholatnya hingga aku meniatkan sesuatu yang jelek.” Orang bertanya, “Apa yang
engkau niatkan?” “Aku berniat duduk dan meninggalkannya.” (HR. Bukhari-Muslim).13
Juga berdasarkan hadits Hudzaifah
bin al-Yaman, “Aku pernah Sholat bersama Rasulullah pada suatu malam. Beliau
memulai Sholatnya dengan membaca surat al-Baqarah. Saya berkata, ‘Sepertinya
beliau akan ruku’ pada ayat yang keseratus.
Kemudian beliau masih terus.
“Saya berkata (di hati), ‘Mungkin surat al-Baqarah
akan diselesaikan dalam satu raka’at.’ Namun beliau masih terus. Saya berkata,
‘Mungkin mau ruku’ dengannya, ternyata beliau malah terus mulai membaca surat
an-Nisa.’ Kemudian membaca Ali Imran, membacanya dengan tartil. Bila membaca
ayat tasbih, beliau bertasbih. Bilamembaca
ayat permohonan, beliau memohon. Dan bila membaca ayat perlindungan, beliau
memohon perlindungan.” (HR. Muslim).
Dalil lain adalah hadits Ibnu Abbas
ketika menggambarkan tata cara Sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Di
dalamnya tercantum bahwa nabi pada suatu hari Sholat malam. Ibnu Abbas
menyatakan,
“Maka aku
pun berdiri disamping beliau…” (HR. Bukhari-Muslim)
Dalam hadits Anas, disebutkan bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menemuinya bersama ibunya dan juga
Ummu Haram, bibi dari Anas. Nabi berkata,
“Berdirilah, biar aku Sholat
bersama kalian.” (HR. Muslim)
Padahal waktu itu bukanlah waktu
sholat wajib. Rasulullah sholat bersama mereka, dan meletakkan anas di sebelah
kanannya, sementara wanita itu dibelakang beliau.
Hadits-hadits di atas menunjukkan
bolehnya sholat sunnah berjama’ah selain sholat tarawih di bulan Ramadhan.
Namun tidak boleh dilakukan “terus-menerus”, hanya sesekali saja karena Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam sebagian besar Sholat sunnah beliau sendirian.14
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
· Sholat sunnah adalah ibadah sholat
yang diajarkan oleh Rasulullah SAW di luar sholat yang hukumnya faedhu atau
wajib. Sebagaimana sholat fardhu, sholat sunnah juga dikerjakan guna
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di samping itu, sholat sunnah ada yang
dikerjakan untuk menyempurnakan sholat fardhu, bertaubat kepada Allah SWT, agar
hajatnya dikabulkan.
· Adapun keutamaan sholat sunnah
secara umum adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, menjadikan si
pelakunya sebagai orang-orang yang dicintai-Nya, meningkatkan derajat dan
martabat serta menjernihkan akal pikiran setiap pelakunya.
Sebagimana
yang telah diterangkan oleh Allah SWT di dalam hadist qudsiNya.
· Sholat
sunnah mu’akad merupakan sholat sunnah yang dianjurkan bagi ummat muslim untuk
melaksanakannya. Ada beberapa macam sholat sunnah mu’akad antara lain :
Sholat
rawatib, sholat tahajjud, sholat ied, sholat tarawih, dan lain-lain.
· Sholat sunnah mu’akad sholat sunnah
yang dianjurkan, mengerjakannya waktunya dan tempatnya pun ada yang ditentukan:
Sholat
rawatib mu’akad dikerjakan sendiri –sendiri dan tempatnya tidak ditentukan.
· Sholat
sunnah pada umumnya dikerjakan sendiri kecuali sholat sunnah tertentu contohnya
sholat tathawwu’ boleh dilakukan secara berjamaah sesekali, berdasarkan
hadits abdullah bin mas’ud :
“Aku pernah Sholat bersama Rasulullah pada suatu
malam. Tiba-tiba beliau memperpanjang Sholatnya hingga aku meniatkan sesuatu
yang jelek.” Orang bertanya, “Apa yang engkau niatkan?” “Aku berniat duduk dan
meninggalkannya.” (HR. Bukhari-Muslim)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahan ( 1990 )
Azzet Muhaimin Akhmad (2011), Pedoman Praktis Sholat Wajib dan Sunnah, pn.
Javalitera
MZ Labib ( 2010 ), Tuntunan Sholat, pn Cipta Karya Surabaya
Putra M Moch. Faiz (2010), Pedoman dan Penuntun Sholat-Sholat Sunnah
Lengkap,pn. Putra
Apollo
Surabaya
Shahih Muslim no (728).
Shahih Bukhari no (937), Shahih Muslim no (729).